You don't have javascript enabled. Good luck with that.
Pencarian
Penggunaan Air Tanah Marak di Jakut
Masih maraknya penggunaan air tanah (deep well) di kawasan Jakarta Utara, jika dibandingkan dengan jumlah pajak wajib pajak air tanah, kerugian materi akibat penggunaannya mencapai miliaran rupiah. Selain itu, penggunaan air tanah menyebabkan terus .
photo doc - Beritajakarta.id

20 Tahun Warga Kampung Apung Kekurangan Air Bersih

Kampung Apung, Kelurahan Kapuk, Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat menjadi salah satu contoh dari sekian banyak perkampungan kumuh di ibu kota Jakarta.Padahal, wilayah ini pernah meraih predikat sebagai kampung paling rapi, bersih, dan indah se-Jakarta Barat pada 1980-an. Tetapi, kini daerah tersebut menjadi kumuh yang selama 20 tahun terakhir selalu kekurangan air bersih. Warga meminta supaya Pemprov DKI membenahi penyaluran air bersih di lingkungan mereka. 





"Kita sudah kekurangan air bersih sejak tahun 1995 sampai saat ini, bahkan pipa dari PAM juga belum tersedia, jika ingin pasang kita harus bayar Rp 1 juta" keluh Nurahman.

Salah seorang warga Kampung Apung RT 10/01, Sri Lestari (43) mengaku, selama 20 tahun dirinya selalu membeli air bersih yang dijajakan pedagang air keliling untuk kebutuhan rumah tangganya. Pasalnya, kualitas air tanah di lingkungannya sangat buruk lantaran telah tercemar limbah dan timbunan sampah. Apalagi tempat tinggalnya sekarang dahulu merupakan bekas rawa yang kemudian diuruk untuk pemukiman. 

Warga Kampung Sawah Kesulitan Air Bersih

"Kami berharap soal air bersih lebih diperhatikan. Soalnya banyak warga Kampung Apung susah cari air bersih. Malah mesti beli setiap hari,"  keluh Sri, Kamis (12/6).

Selain itu, lingkungan RT 10/01 juga belum memiliki saluran pembuangan air limbah rumah tangga yang memadai. Sehingga limbah hasil rumah tangga langsung menyerap kedalam tanah. "Saya berharap Pemprov DKI bersedia mamasang pipa saluran air di wilayah kami secara cuma-cuma, karena biaya pemasangan pipa air PAM cukup mahal, sekitar Rp 1 juta" ujar Sri.

Senada dengan Sri, Nurahman (53) warga asli Kampung Apung, juga mengeluhkan hal yang sama. Menurutnya keterbatasaan air bersih dilingkungan sudah terjadi sejak tahun 1995. Diakuinya, lingkungan sekitar Kampung Apung saat ini sudah rusak. Sebab telah terjadi pengurukan dan penimbunan sampah pada tahun 2005 hingga 2009 lalu. Karena dulunya, Kampung Apung akan dijadikan tempat pembuangan sampah akhir (TPA) untuk wilayah Jakarta Barat, namun kandas.

"Kampung ini dulunya ingin dijadikan TPA tapi gagal. Kini tinggal timbunan sampah yang telah bercampur dengan tanah, sehingga kualitas air tanah sangat buruk" jelas Nurahman.

Menurutnya, warga sudah bosan dengan janji-janji sejak Jakarta dipimpin Gubernur Surjadi Soedirja hingga kini Gubernur Joko Widodo. ”Hingga kini penderitaan kampung kami belum berakhir. Kami berharap siapa saja yang memimpin Jakarta dapat mengembalikan kondisi kampung seperti semula,” tuturnya.

Berita Terkait
Berita Terpopuler indeks
  1. Plt Wali Kota Jaktim Tinjau Posko Antitawuran di Batu Ampar

    access_time16-04-2025 remove_red_eye4005 personNurito
  2. Sudin Tamhut Jaktim Tambah Pengamanan dan Sarpras di Taman Mahoni

    access_time11-04-2025 remove_red_eye2774 personNurito
  3. DPRD Dukung Jakarta Jadi Kota Perfilman

    access_time14-04-2025 remove_red_eye1744 personFakhrizal Fakhri
  4. Langkah Pemprov Gunakan Truk Sampah Listrik Diapresiasi

    access_time14-04-2025 remove_red_eye1553 personFakhrizal Fakhri
  5. Program Kampung Iklim Bakal Diimplementasikan di RW 01 Pondok Bambu

    access_time14-04-2025 remove_red_eye1416 personNurito

Hitung Mundur 22 Juni 2027

00
Hari
00
Jam
00
Menit
00
Detik